Peranan ASI dalam Upaya Kurangi Angka Stunting pada Anak-Anak

Ilustrasi ibu yang sedang menyusui anaknya. Foto: Freepik.

Pengentasan kasus stunting pada anak-anak terus digalakkan oleh berbagai pihak, baik nasional maupun internasional. Salah satu caranya adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan pertama pasca kelahiran bayi.

Dikutip dari siaran pers bkkbn.go.id, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menuturkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif tersebut dapat memberikan efek yang sangat signifikan, utamanya mencegah bayi gagal tumbuh atau stunting.

"Ini menunjukan bahwa upaya enam bulan pertama itu serius sekali untuk betul-betul ASI eksklusif menjadi suatu jawaban mengoreksi kekurangan-kekurangan bayi baru lahir, salah satunya enam bulan pertama adalah harus dengan ASI eksklusif," tutur Hasto dalam Webinar Peran dan Manfaat Klinis ASI Eksklusif dalam Menurunkan Angka Stunting di Indonesia Serta Strategi Lulus MengASIhi yang diselenggarakan oleh Klik KB, Jumat (7/10/22).

Kemudian, Hasto pun menekankan bahwa semua orang masih harus berupaya keras untuk meningkatkan promosi ASI seperti di berbagai forum kegiatan.

Fakta Kebermanfaatan ASI 
Pemberian ASI pada saat bayi usia 0-2 tahun begitu penting bagi tumbuh kembang anak kedepannya. Dengan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dan setelahnya dilanjut menambahkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai usia dua tahun. Tidak hanya itu, ASI juga memiliki manfaat lain untuk bayi maupun ibu, sebagai berikut: (sumber: moh.gov.sa)

1. ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi, karena aman dan bersih, serta mengandung antibodi yang membantu melindungi dari berbagai penyakit umum pada masa kanak-kanak.
2. ASI menyediakan semua energi dan zat gizi yang dibutuhkan bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan selama enam bulan,  sampai tahun kedua kehidupan
3. Anak-anak yang disusui menunjukkan tes kecerdasan yang lebih baik, mengurangi kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas dan diabetes di masa depan.
4. Mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium pada wanita yang menyusui.

Berbagai khasiat yang terkandung di dalamnya membuat ASI diperingati setiap tahun, yakni Hari ASI Sedunia di pekan pertama bulan Agustus.

Pekan ASI Sedunia bertujuan untuk mempromosikan, melindungi, dan mendukung gerakan menyusui secara global. Dikoordinasi oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA), peringatan ini didasarkan pada Deklarasi Innocenti atau Sepuluh Tautan untuk memelihara masa depan dan strategi global World Health Organization (WHO) / United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) untuk Pemberian Makan Bayi dan Anak Kecil.

Sangkut Paut Permasalahan Stunting dan Pemberian ASI
Menurut WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat infeksi berulang dan kekurangan gizi kronis. Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan anak berada di bawah standar pertumbuhan yang seharusnya. Adapun penyebab stunting di antaranya tidak terpenuhinya asupan gizi anak.

Ilustrasi tumbuh kembang anak-anak. Foto: Hildha Nur Aini.


Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Kementerian Kesehatan menyampaikan pada tahun 2022, angka stunting mencapai 21,6%. Jumlah tersebut turun 2,8% dibandingkan dengan tahun 2021 sebanyak 24,4%. Akan tetapi, jumlah itu masih kurang dari standar WHO terkait prevalensi stunting harus di angka kurang dari 20%. 

Salah satu cara untuk mengurangi jumlah tersebut dengan memaksimalkan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Berbagai penelitian tentang efektivitas ASI dalam memangkas kasus stunting, memberikan bukti nyata bahwa ASI memiliki kaitan erat dengan gizi yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya stunting, karena ASI mengandung nutrisi lengkap seperti hormon pertumbuhan, vitamin, dan zat anti infeksi.

Pada hasil penelitian di Barru, Sulawesi Selatan dijelaskan hambatan dalam menyusui berpengaruh pada status anak stunting. Ditunjukkan pula, temuan tersebut disebabkan oleh angka menyusui yang masih rendah, yakni 24,9%. 

Hal senada juga pernah disampaikan oleh Hasto pada kesempatan lain, dalam acara Konsolidasi Program Bangga Kencana dan Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Sidoarjo, Jawa Timur. 

“Salah satu penyebab stunting adalah karena dia kurang asupan, ASI kurang bagus dan kurang cukup,” katanya, Senin (5/6/23) melalui situs Antara.com.

Hasto pun menjelaskan perihal pemberian ASI yang sesuai kebutuhan, terutama 1000 hari pertama bayi, dengan maksud memenuhi nutrisi di masa pertumbuhan.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa ada faktor lain penyebab stunting, antara lain asupan anak dan pola asuh yang tidak baik, hingga anak yang sering sakit. Terkait solusinya, selain pemberian ASI yang cukup, Hasto berpesan supaya memberikan asupan gizi anak yang baik berupa makanan yang cukup protein hewani seperti berasal dari ikan, udang, telur, bahkan serangga, seperti belalang dan lain sebagainya.

Post a Comment

Previous Post Next Post